Pagi ini (Sabtu, 30/07/2022) Santriwati Pesantren Putri Al-Mawaddah bersama-sama berkumpul di Masjid Al-Marzuqoh untuk menyimak tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Masyruhin, M.Pd (atau lebih dikenal dengan panggilan ustadz Masyruhin) dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1444 H.
Pada kesempatan kali ini ustadz Masyruhin mengajak santriwati untuk kembali membenahi niat dalam menuntut ilmu, beliau menyampaikan bahwa dalam menuntut ilmu, ilmu bukanlah tujuan, namun ilmu adalah perantara. Yaitu peranta untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, perantara untuk beribadah kepada Allah SWT. Jika kita mendewakan ilmu, suatu saat ilmu itu akan menjadi penghalang kita dengan Allah SWT. Maka dari itu, dikatakan ilmu itu adalah perantara, bukan tujuan.
Selanjutnya, ustadz Masyruhin menyampaikan tentang rizki dan penghalang turunnya rizki. Makna rizki sendiri memiliki makna yang luas, tidak melulu tentang materi, harta benda atau sesuatu yang ada di tubuh kita saja, ia dapat berupa kebahagiaan, ilmu yang bermanfaat dan lain sebagainya. Beliau menyampaikan bahwa sebenarnya Allah SWT selalu memberikan rizki nikmat yang sangat melimpah bagi hamba-hamba-Nya, namun terkadang hamba-Nya yang membuat rizki itu terhalang untuk sampai kepada mereka. Beliau memberi perumpaan dengan bagaimana Allah turunkan hujan deras, namun hamba-Nya memakai payung sehingga hujan deras itu tidak mengenai dirinya, atau kalaupun mengenai hanya sedikit saja. Makna dari perumpaan hujan deras adalah rizki berlimpah yang Allah berikan, sedangkan payung adalah perisai yang menjadi penghalang hujan untuk sampai kepada dirinya, adapun perisai yang dimaksud adalag maksiat yang dilakukan. Maka, apabila ingin mendapatkan limpahan rizki dari Allah SWT langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah menjauhi maksiat.
Berbicara tentang rizki selanjutnya ustadz Masyruhin menyampaikan perumpamaan rizki yang lainnya. Yaitu rizki diperumpamakan dengan kupu-kupu. Seseorang tentu akan senang jika memiliki kupu-kupu yang banyak. Jika sudah memiliki banyak kupu-kupu dan menyayanginya, maka akan takut apabila kupu-kupu tersebut pergi atau hilang darinya. Maka hidupnya hanya akan dipenuhi dengan kegelisahan dan kekhawatiran tentang bagaimana agar kupu-kupu tersebut tidak pergi. Disisi lain, ada tawaran yang lebih baik yaitu bagaimana cara mengundang kupu-kupu agar datang sendiri kepadanya. Maka jawabannya adalah membuat taman bunga, jika taman tersebut sudah waktunya berbunga, kupu-kupu akan datang dengan sendirinya. Semakin luas taman, semakin beraneka ragam bunga yang ditanam, akan semakin banyak kupu-kupu yang datang kepadanya. Karena yang dimiliki adalah taman, maka ia tidak akan khawatir atau gelisah dengan berapa jumlah kupu-kupu yang datang, bagaimana kupu-kupu datang dan pergi. Sehingga akan hidup tentram dan bahagia. Pada pembahasaan ini, kupu-kupu merupakan perumpamaan dari rizki, taman adalah perumpamaan dari amalan kebaikan, sedangkan bunga adalah buah atau bunga dari kebaikan yang dikerjakan.
Pada pembahasan terakhir beliau menambahkan kunci kemurahan rizki lainnya yaitu dengan cara memuliakan orang lain dan membahagiakan orang lain. Adapun cara memuliakan orang, selain menghormati dan menghargainya adalah dengan mendoakannya dengan doa yang baik.
Demikian tausiyah yang disampaikan oleh al-ustadz Masyruhin semoga apa yang beliau sampaikan Allah ridho untuk bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi santriwati Pesantren Putri Al-Mawaddah. Dan semoga di tahun yang baru ini kita semua dapat menjadi muslim/muslimah yang lebih baik, baik dihadapan Allah dan juga sesama. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin. tin.