Al-Mawaddah (23/8) Drama arena merupakan sebuah kolaborasi seni yang menggabungkan kekreativitasan para santriwati kelas V MBI. Drama ini dikhususkan untuk santriwati kelas V MBI yang berkolaborasi dengan apik untuk melahirkan mahakarya yang tiada dua. Acara ini merupakan runtutan dari acara Khutbatul ‘Arsy yang telah dibuka dengan upacara apel tahunan pada Sabtu, 08 Agustus 2020 M yang lalu, dan dihadiri oleh pimpinan Pesantren Putri Al-Mawaddah, asaatidz dan ustaadzaat serta para santriwati.
Adapun beberapa acara yang ditampilkan pada drama arena yaitu band, tari penyambutan, grand opening, nasyid, tari adat, sholawat, monolog, puisi, drama inti, banjari, folksong, tari kreasi, musik akustik, silat, drama musikal, dan grand closing. Band yang termasuk dalam pra acara menyambut hadirin yang telah hadir dan menunjukkan betapa indahnya alunan musik para santriwati yang anggun memainkan alat musik dan membuktikan bahwa santriwati bisa, Al-Mawaddah bisa.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Ustadz KH. Ustuchori, acara ini merupakan drama yang dikhususkan untuk kelas V dan beliau berpesan kepada santriwati yang akan tampil untuk tampil semaksimal mungkin dan apabila masih terdapat kesalahan maka harus ditanamkan dalam benak mereka “NEXT TIME BETTER“. Acara drama arena tahun ini diresmikan dengan lantunan takbir dan pemukulan gong oleh direktur MBI Ustadz KH. Ustuchori.
Santriwati kelas V dengan nama ZAVIA MAZEEDA tahun ini menampilkan drama “THE FIGHTER KAMPFER OF ANDALUSIA SAYYIDINA AL-HURRA”. Drama ini menceritakan mengenai keadaan Andalusia yang hidup tentram dan damai sampai akhirnya terjadi penyerangan oleh bangsa Katolik yang dipimpin oleh Ferdinand. Namun penyerangan dan kehancuran yang dialami oleh Andalusia membangkitkan semangat seorang gadis kecil bernama Al-Hurra untuk menyelamatkan daerahnya. Al-Hurra pun berusaha sekuat tenaga untuk merebut kembali Andalusia, dan berkat pertolongan Allah akhirnya Andalusia dapat kembali terbebas dari Ferdinand yang dlolim.
Pada akhir acara, Ustadzah Umi Sa’idah, S.Hi selaku pengasuh Pesantren Putri Al-Mawaddah menyampaikan bahwa drama arena dapat terselenggara berkat kesehajaaan para ustadz ustadzah dan ketaatan para santriwati, hal ini tidak akan bisa ditemui di tempat lain dan semua komponen yang menyebabkan suksesnya acara di Pesantren Putri Al-Mawaddah yakni keikhlasan. Acara yang terselenggara dimaksudkan untuk mencetak mujahidah Islamiyah yang berakhlaqul karimah. Seluruh acara yang terlaksana merupakan acara yang penuh edukasi dan inspirasi, meskipun santriwati berada dalam asrama tetapi kekreativitasan mereka tidak terbatas oleh dinding pesantren.
Mencari ilmu di Pesantren Putri Al-Mawaddah harus kaaffah supaya ilmu yang didapatkan kaamilah dan barokah. Ilmu yang didapatkan tidak hanya dari kegiatan pembelajaran formal di dalam kelas saja, tetapi ilmu kehidupan di luar sekolah sangat dibutuhkan. Karena Al-Mawaddah mendidik santriwati untuk menjadi wanita yang “Anggun Secara Moral, Berwibawa Secara Intelektual, Tangguh di Era Global, Guna Menuju Ridlo Ilahi”. red