Beginilah suasana perfotoan OSWAH (Organisasi Santriwati Al-Mawaddah) dan Koordinator Gerakan Pramuka 16082. Sebagai satu kesatuan dalam organisasi, perlu kiranya ada sebuah dokumentasi foto yang akan menjadi saksi dan memori bahwa siswi kelas 5 MBI Al-Mawaddah pernah berkolaborasi dalam kepengurusan organisasi. Usia yang masih belia tidak menjadi tembok penghalang untuk berkarya. Pesantren dengan miniatur kehidupan yang ada didalamnya, memberikan pengalaman-pengalaman yang sangat berharga, salah satunya dengan organisasi.
Pesantren Putri Al- Mawaddah
Bazar Oswah Pesantren Putri Al-Mawaddah 2022 dilaksanakan pada hari Kamis sampai dengan Juma’t 3-4 Februari 2022. Acara ini dibuka secara resmi pada kamis (3/2/2022) pagi dengan ditandai oleh pemukulan gong seraya pembacaan takbir oleh Direktur MBI Al-Ustadz KH. Ustuchori MA, pemotongan tupeng oleh Wakil pengasuh Al-Ustadzah Munjizah Nuastika Damai S.H, M.Si, penyerahan bendera bazar oleh wakil pengasuh Al-Ustadzah Irahayu HM, S.IP serta pemotongan pita peresamian oleh wakil pengasuh Al-Ustadzah Ricca Anggraini, S.Tr.Keb. Adapun pelaksanaan acara dilaksanakan secara intern di Kampus 1 Pesantren Putri Al-Mawaddah dengan dihadiri dan diikuti oleh Segenap Guru dan Santriwati Pesantren Putri Al.Mawaddah.
Sesuai namanya “Bazar OSWAH”, acara ini digelar oleh pengurus OSWAH (Organisasi Santriwati Al-Mawaddah). Dalam acara ini, mereka menjajakan berbagai macam kebutuhan dan perlengkapan sehari-hari mulai dari buku, makanan, baju, sepatu, dan akseseoris lainnya. selain menjajakan kebutuhan dan perlengkapan sehari-hari, santriwati juga dapat menikmati film bioskop ala pesantren, layanan kesehatan yang diadakan oleh stan SMK kesehatan, serta layanan foto grup di Studio Foto Pesantren Putri Al-Mawaddah yang diadakan oleh Stan Fotografi. Kegiatan bazar ini merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menyenangkan, terkadang secara kasat mata kegiatan ini hanya terkesan sebagai kegiatan untuk senang-senang saja, namun sebenarnya dalam kegiatan ini mengandung nilai-nilai pendidikan. Dalam kegiatan ini pengurus OSWAH diajak untuk belajar mengembangkan kreatifitas yang mereka miliki, berwirausaha, bekerja sama, mempimpin suatu kegiatan serta bertanggung jawab dalam sebuah kegiatan. adapun santriwati lainnya diberi kesempatan untuk mengamati dan menikmati kegiatan, dengan harapan, kelak jika giliran mereka untuk memanage acara tiba, mereka mampu melaksanakan kegiatan dengan lebih baik lagi.
Bazar OSWAH ini ditutup pada Jum’at (4/2/2022) Malam dengan ditandai Penyerahan kembali bendera Bazar oleh Al-Ustadzah Ricca Anggraini, S.Tr.Keb. Pada penutupan acara ini Ustadzah Munjizah Nuastika Damai, S.H, M.Si memberikan beberapa evaluasi dengan harapan kegiatan pada acara ini dapat menjadi pembelajaran bagi santriwati Al-Mawaddah serta dapat menjadi acuan perbaikan untuk acara-acara pesantren yang akan dilaksanakan. tin.
Ponorogo, 13 Juni 2021. Kembali dengan pikiran yang fresh setelah libur panjang lebaran, serta berbekal Kegiatan Belajar Mengajar selama dua pekan terakhir, santriwati Pesantren Putri Al-Mawaddah sudah siap untuk menghadapi ujian syafahi atau ujian lisan kenaikan kelas, dimana ujian ini merupakan salah satu aspek yang menentukan kelas yang akan ditempati santriwati selama satu tahun kedepan.
Sesuai kalender kegiatan yang telah ditetapkan pesantren putri Al-Mawaddah, upacara pembukaan Al-Imtihaanu as-syafahi li-aakhiri sanah dilaksanakan Sabtu kemarin, 12 Juni 2021 yang bertempat di kampus II. Walaupun masih dalam pandemi covid-19, acara tetap berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan demi mencegah terjadinya penyebaran pandemi dan upacara pun berlangsung dengan khidmat seiring dengan keseriusan santriwati mengikuti ujian ini.
Upacara pembukaan ujian syafahi dibuka sendiri oleh direktur Ma’hadul Banat Al-Islamy Al-Ustadz K.H Ustuchori Shohib, M.A, beliau berharap santriwati Al-Mawaddah sudah mempersiapkan ujian syafahi dengan matang, karena jika ada persiapan yang baik, insyaAllah bisa terlaksana dengan baik dan mengingatkan untuk selalu menjaga kesehatan ditengah pekan-pekan ujian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Al-Imtihaanu as-syafahi li-aakhiri sanah dilaksanakan mulai hari Sabtu, 12 Juni sampai dengan hari Rabu, 16 Juni 2021 dan diikuti oleh seluruh santriwati dari kelas 1 sampai kelas 5 MBI, yang akan segera menaiki tingkat kelas yang lebih tinggi seiring dengan masuknya santriwati baru tahun ini. Mereka diharuskan untuk mempelajari materi ujian syafahi yang telah ditentukan dan mengikuti hari ujian yang telah ditetapkan oleh panitia ujian.
Ujian syafahi merupakan ajang pembentukan mental santriwati dimana mereka akan menjawab ujian syafahi secara langsung dan bertatap muka dengan penguji yang merupakan tenaga pendidik ahli dalam pelajarannya. Al-Ustadz K.H Ustuchori menegaskan, bahwa ujian syafahi bukan untuk ditakuti melainkan untuk dipersiapkan sebaik-baiknya dan dihadapi dengan mental yang kuat, karena Al-Imtihaanu Li-tta’allumi Ujian untuk belajar.
Sistem ujian syafahi tahun ini berlangsung sama seperti sistem ujian syafahi sebelumnya, yakni para santriwati mendapatkan kelompok ujian untuk menghadapi para mumtahin wal mumtahinaat dan mendapatkan tempat untuk masing-masing kelompok yang telah ditetapkan oleh panitia ujian untuk melangsungkan ujian secara tertib, dan masing-masing kelompok mendapatkan waktu selama dua hari secara acak untuk meng-istirahatkan pikiran sejenak demi menghadapi materi ujian berikutnya.
Di tengah masa ujian, para santriwati diharapkan untuk belajar semaksimal mungkin dan selalu membawa buku kemana pun mereka pergi, karena خَيْرُ جَلِيْسٍ فِى الزَّمَانِ كِتَابٌ a good book is a good friend. Sebaik-baik teman duduk adalah buku. Semoga sukses untuk para santriwati yang tengah menghadapi ujian, semoga mendapatkan hasil yang memuaskan atas apa yang telah diperjuangkan, karena pepatah mengatakan “tidak ada hasil yang mengkhianati usaha”. frz.
AL-MAWADDAH (22/11) Setelah menjalani ujian syafahi atau ujian lisan selama 5 hari yang dimulai pada hari Ahad (15/11) dan berakhir pada Kamis (19/11) kini para santriwati dihadapkan dengan adanya ujian tahriri atau ujian tulis yang akan dilaksanakan pada hari Ahad (22/11) sampai dengan Senin (7/12). Ujian tulis yang dilaksanakan ini merupakan ujian tulis untuk semester pertama yang biasa disebut dengan ujian pertengahan tahun oleh santriwati Pesantren Putri Al-Mawadah.
Ujian tulis di Pesantren Putri Al-Mawaddah diawali dengan upacara pembukaan seperti halnya pada ujian lisan yang juga diawali dengan upacara pembukaan. Upacara ini dilaksanakan pada pagi hari dan diikuti oleh seluruh santriwati dan ustadz ustadzah. Walaupun pelaksanaan upacara pembukaan dipayungi oleh awan yang menutupi pancaran sinar matahari untuk sampai ke bumi, alhamdulillah upacara dapat berjalan dengan lancar tanpa suatu kendala yang berarmakna.
Pada upacara pembukaan ujian tulis ini, Direktur MBI KH. Ustuchori memberikan nasehat kepada seluruh santriwati untuk menjaga kesehatan selama berlangsungnya ujian ini dengan tidak makan yang tajam-tajam atau makanan yang terlalu. Maksudnya tajam-tajam (terlalu) disini adalah makanan yang terlalu pedas, masam, pahit, panas, dan lain sebagainya. Beliau juga berpesan kepada seluruh santriwati untuk balajar dengan rajin. “Jangan puas dengan kebodohanmu” adalah pesan yang selalu disampaikan untuk membakar semangat para santriwati supaya tidak merasa puas dengan ilmu yang telah didapatkan karena diatas langit masih ada langit, diatas orang yang pandai masih ada yang lebih pandai.
Rasa ketidakpuasan ketika ujian lisan yang telah dilaksanakan sebelumnya dapat disempurnakan dengan memaksimalkan ujian tulis. Seluruh ujian yang ada di Pesantren Putri Al-Mawaddah merupakan pembelajaran bagi seluruh santriwati karena ujian adalah untuk belajar dan belajar bukan hanya untuk ujian. Santriwati sangat antusias mengikuti ujian tulis, hal ini bisa dilihat dengan kesungguhan mereka ketika belajar pada malam dan pagi hari setelah sholat shubuh. Semua dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam ujian tulis semester pertama dan juga untuk mengasah ingatan dan memori mereka akan pelajaran yang telah disampaikan oleh para ustadz dan ustadzah.
Masa muda adalah masa yang paling produktif untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat, maka dari itu kemampuan generasi muda harus ditampung dengan pemberian dan penyediaan fasilitas yang memadai untuk menyalurkan bakat dan juga menggali potensi yang ada. Al-Mawaddah merupakan suatu lembaga yang paling tepat untuk menyalurkan bakat dan juga menggali potensi yang ada pada diri mereka. Karena Pesantren Putri Al-Mawaddah sangat memeperhatikan keseimbangan antara pendidikan formal dan nonforamal di luar kelas.
Keseimbangan antara pendidikan formal dan nonformal ini ditandai dengan adanya ekstrakurikuler yang dilaksanakan setelah pembelajaran formal yang ada di sekolah. Ekstrakurikuler yang ada meliputi qiroatul Qur’an, kaligrafi, bola volly, basket, badminton, silat, MC (pembawa acara), tari, seni letter, dan lain sebagainya.
Kemudian, pada akhir kepengurusan biasa ditampilkan keseluruhan ekstrakurikuler yang ada untuk mengetahui perkembangan dari ekstrakurikuler selama setahun. Acara inilah yang dinamakan dengan Gebyar Ekskul. Dengan berbagai kekreativitasan yang ada acara ini sangat memukau para santriwati dan juga ustaadzaat, karena seluruh potensi yang ada muncul berkolaborasi unik menjadi sebuah pertunjukan yang sangat memepesona.
Walhasil semua ini adalah bukti bahwa santriwati tetap bisa berkreasi dan juga berinovasi meski berada dalam lingkungan pesantren. Pesantren Putri Al-Mawaddah selalu menanamkan motto “Anggun Secara Moral, Berwibawa Secara Intelektual, Tangguh di Era Global, Menuju Ridlo Ilahi”.
Al-Mawaddah (26/8) Pangung Gembira merupakan malam puncak dari serangkaian kegiatan Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy di Pesantren Putri Al-Mawaddah. Setelah malam-malam panjang sebelumnya telah dilalui, kini saatnya Santriwati Kelas VI akhir MBI, mempersembahkan mahakarya pagelaran apresisiasi seni yang tergabung dalam The Luxurious of Art Exibition Pangung Gembira 6’31. Pagelaran mahakarya Santriwati kelas VI akhir MBI yang berlangsung di malam yang penuh dengan suka cita, dihadiri oleh Pendiri Pesantren Putri Al-Mawaddah KH. Hasan Abdullah Sahal, Direktur MBI, Ibu-ibu pengasuh, asaatidz dan ustaadzat, serta seluruh santriwati Pesantren Putri Al-Mawaddah.
Direktur MBI Ustadz Ustuchori, MA pada sambutan pembukaan Panggung Gembira menyampaikan bahwa Pangung Gembira merupakan penutup acara Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy yang artinya setelah panggung gembira ini usai tugas Santriwati Al-Mawaddah yaitu belajar, belajar dan belajar. Kemudian dilanjutkan dengan peresmian nama marhalah yaitu Mujaahidah oleh KH. Hasan Abdullah yang ditandai dengan pemukulan gong, pemotongan tumpeng dan berdoa.
Kolaborasi serangkaian pertunjukkan tarian adat, nasyid, wayang, sholawat, tari kipas, band, The Light of Farasya, Drama The End of The Darkness, puisi, bubble gum shoot, silat, ethnic orchestra, drama musical, banjari dan tari kreasi menjadikan malam panggung gembira 6’31 dengan motto generasi inspirasi dunia berjiwa Islami berhati Nur’ani serta berbekal nilai-nilai yang hakiki guna menggapai ridho ilahi, berhasil memikat penonton dengan serangkaian pertunjukkan yang memukau.
Pertunjukan yang digelar dengan menjunjung tinggi kewibawaan pesantren dan keanggunan santriwatinya bukan hanya sekedar tontonan, namun juga menjadi tuntunan bagi para penontonnya. Seperti halnya pertunjukkan wayang yang berjudul Semar Mbangun Jiwa yang dengan tokoh utama seorang Batara Guru dan Semar mengajarkan bahwa pemimpin sebaiknya dapat mengayomi rakyat, jujur, tegas, bijaksana, dan adil dalam mengambil keputusan serta tidak menuduh seseorang tanpa ada bukti yang jelas. Sedangkan dari Drama yang berjudul The End of The Darkness, amanat yang dapat diambil yaitu
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ ۗ
Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat A-Ra’d ayat 11 yang artinya sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Pada penutup acara Pengasuh Pesantren putri Al-Mawaddah Ustadzah Umi Sa’ida, S.HI menyampaikan evaluasi Panggung Gembira 6’31. Terdapat beberapa hal yang disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Putri Al-Mawaddah yaitu pertunjukkan Panggung Gembira kali ini menunjukkan kelasnya sebagai Santriwati kelas VI akhir MBI. Secara keseluruhan pertunjukan panggung gembira 6’31 dinyatakan sukses, meskipun terdapat beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan bagi pengenyelenggara panggung gembira di tahun yang akan datang.red
Al-Mawaddah (23/8) Drama arena merupakan sebuah kolaborasi seni yang menggabungkan kekreativitasan para santriwati kelas V MBI. Drama ini dikhususkan untuk santriwati kelas V MBI yang berkolaborasi dengan apik untuk melahirkan mahakarya yang tiada dua. Acara ini merupakan runtutan dari acara Khutbatul ‘Arsy yang telah dibuka dengan upacara apel tahunan pada Sabtu, 08 Agustus 2020 M yang lalu, dan dihadiri oleh pimpinan Pesantren Putri Al-Mawaddah, asaatidz dan ustaadzaat serta para santriwati.
Adapun beberapa acara yang ditampilkan pada drama arena yaitu band, tari penyambutan, grand opening, nasyid, tari adat, sholawat, monolog, puisi, drama inti, banjari, folksong, tari kreasi, musik akustik, silat, drama musikal, dan grand closing. Band yang termasuk dalam pra acara menyambut hadirin yang telah hadir dan menunjukkan betapa indahnya alunan musik para santriwati yang anggun memainkan alat musik dan membuktikan bahwa santriwati bisa, Al-Mawaddah bisa.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Ustadz KH. Ustuchori, acara ini merupakan drama yang dikhususkan untuk kelas V dan beliau berpesan kepada santriwati yang akan tampil untuk tampil semaksimal mungkin dan apabila masih terdapat kesalahan maka harus ditanamkan dalam benak mereka “NEXT TIME BETTER“. Acara drama arena tahun ini diresmikan dengan lantunan takbir dan pemukulan gong oleh direktur MBI Ustadz KH. Ustuchori.
Santriwati kelas V dengan nama ZAVIA MAZEEDA tahun ini menampilkan drama “THE FIGHTER KAMPFER OF ANDALUSIA SAYYIDINA AL-HURRA”. Drama ini menceritakan mengenai keadaan Andalusia yang hidup tentram dan damai sampai akhirnya terjadi penyerangan oleh bangsa Katolik yang dipimpin oleh Ferdinand. Namun penyerangan dan kehancuran yang dialami oleh Andalusia membangkitkan semangat seorang gadis kecil bernama Al-Hurra untuk menyelamatkan daerahnya. Al-Hurra pun berusaha sekuat tenaga untuk merebut kembali Andalusia, dan berkat pertolongan Allah akhirnya Andalusia dapat kembali terbebas dari Ferdinand yang dlolim.
Pada akhir acara, Ustadzah Umi Sa’idah, S.Hi selaku pengasuh Pesantren Putri Al-Mawaddah menyampaikan bahwa drama arena dapat terselenggara berkat kesehajaaan para ustadz ustadzah dan ketaatan para santriwati, hal ini tidak akan bisa ditemui di tempat lain dan semua komponen yang menyebabkan suksesnya acara di Pesantren Putri Al-Mawaddah yakni keikhlasan. Acara yang terselenggara dimaksudkan untuk mencetak mujahidah Islamiyah yang berakhlaqul karimah. Seluruh acara yang terlaksana merupakan acara yang penuh edukasi dan inspirasi, meskipun santriwati berada dalam asrama tetapi kekreativitasan mereka tidak terbatas oleh dinding pesantren.
Mencari ilmu di Pesantren Putri Al-Mawaddah harus kaaffah supaya ilmu yang didapatkan kaamilah dan barokah. Ilmu yang didapatkan tidak hanya dari kegiatan pembelajaran formal di dalam kelas saja, tetapi ilmu kehidupan di luar sekolah sangat dibutuhkan. Karena Al-Mawaddah mendidik santriwati untuk menjadi wanita yang “Anggun Secara Moral, Berwibawa Secara Intelektual, Tangguh di Era Global, Guna Menuju Ridlo Ilahi”. red
Al-Mawaddah-(20/8/2020) Alhamdulillahirobil’alamin, dalam menyambut tahun baru Islam 1442 H keluarga besar Pesantren Putri Al-Mawaddah dalam keadaan sehat wal’afiat, di tengah pandemi covid 19 yang belum berakhir. Dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1442 H Pesantern Putri Al-Mawaddah mengadakan kuliah umum yang dilaksanakan di Masjid Al-Marzuqoh. Kuliah umum ini dibawakan oleh Ustadz Kurnia Rahman Abadi, yang dihadiri oleh segenap pimpinan Pesantren Putri Al-Mawaddah,Ustadzaah,dan seluruh Santriwati Al-Mawaddah.
Ustadz Kurnia Rahman Abadi dalam ceramahnya menyampaikan sejarah tahun baru Islam. Awal tahun baru Islam yang bertepatan dengan 1 Muharram, ditandai dengan hijrahnya nabi Muhammad SAW menuju Madinah. Penetepan tahun baru Islam terjadi pada masa pemerintahan kholifah Umar bin Khattab sekitar 637/638 M. Selain itu, beliau juga menyampaikan perubahan-perubahan yang terjadi setelah hijrahnya nabi Muhammad SAW menuju Madinah. Adapun perubahan yang dimaksud adalah :
- Sebelum hijrah Kaum Quraisy di Mekkah menindas Islam dan setelah hijrah ke Madinah kaum Islam menjadi lebih kuat.
- Sebelum hijrah dakwah penyebaran Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tapi setelah hijrah ke Madinah dakwah penyebaran Islam menjadi lebih meluas dan terorganisir.
- Dulu,sebelum hijrah Islam hanya berbentuk kelompok kecil tapi setelah hijrah Islam menjadi kelompok besar yang mendunia.
- Ayat-ayat Al-Qur’an yang turun di Mekkah berisikan aqidah dan tauhid (habluminaallah) sedangkan ayat-ayat Qur’an yang turun di Madinah berisi peraturan kehidupan yang lebih kompleks (habluminannas).
Di akhir pidatonya beliau juga menyampaikan bahwa menjadi santriwati adalah suatu bentuk hijrah. Pada hakikatnya hijrah itu terdiri dari dua hal yaitu hijrah makaniyah dan hijrah ma’nawiyah. Santriwati Al-Mawaddah saat ini telah melakukan hijrah makaniyiah karena rela meniggalkan rumah demi menuntut ilmu di Pesantren Putri Al-Mawaddah. Dan hijrah ma’nawiyah yang sesuai dengan motto Pesantren Putri Al-Mawaddah anggun secara moral,berwibawa secara intelektual,tangguh di era global guna menuju ridho ilahi.
Segenap Keluarga Besar Pesantren Putri Al-Mawaddah mngucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1442 H.red