Setelah satu pekan melewati ujian syafahi atau yang sering disebut dengan ujian lisan, kini santriwati akan kembali menghadapi ujian yang sama pentingnya yaitu ujian tahriri atau ujian tulis. Ujian tahriri jauh berbeda dengan ujian syafahi karena ujian syafahi dilaksanakan secara instant atau langsung dengan pertanyaan yang langsung diajukan oleh asaatidz atau ustaadzaat yang menguji, sedangkan ujian tahriri, santriwati hanya perlu menjawab pertanyaan yang sudah disediakan dilembar soal.
Tepat pada tanggal 19 Juni 2021 kemarin, santriwati melangsungkan upacara pembukaan ujian tahriri bersama asaatidz dan ustaadzaat. Pada upacara tersebut Direktur MBI KH. Ustuchori, MA. menyampaikan pesan – pesan sebelum menghadapi ujian . Salah satu pesan yang beliau sampaikan agar santriwati senantiasa mempersiapkan ujian dengan baik , belajar dengan giat, meningkatkan ibadah serta menjaga kesehatan tubuh. “Jangan makan yang tajam – tajam”, pepatah itulah yang sering Direktur MBI KH. Ustuchori, MA. sampaikan dalam pidatonya. Karena santriwati harus menjaga kesehatannya sehingga dapat mengikuti ujian dengan baik.
Adapun tujuan dari ujian tahriri ini adalah untuk menyempurnakan ujian syafahi. Banyak dari santriwati yang mengatakan bahwa belajar untuk ujian akan tetapi sesungguhnya ujian adalah untuk belajar. Karena dengan adanya ujian, santriwati dapat mengetahui berbagai pengetahuan baru dan pemahaman yang baik.