Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Marilah kita panjatkan syukur kehadirat Allah yang sebesar besarnya atas hidayah dan taufiq-Nya, alhamdulillah sampai saat ini kita masih sehat lahir dan batin, iman, islam dan alhamdulillah Pesantren Putri Al-Mawaddah (PPAM) sedikit demi sedikit menuju yang baik, ini semua tidak mungkin tanpa ridlo dari Allah SWT.
PPAM tidak mungkin bisa seperti ini jika tidak berkat jasa beliau-beliau yang telah mendahului kita semua, maupun yang masih berada di PPAM. Khusunya untuk kakenda KH. Ahmad Sahal selaku pencetus, nenenda Soetichah Sahal, pendiri, dan beliau yg masih sehat KH. Hasan Abdullah Sahal. Untuk itu kepada semua saja untuk mengenang dan menghargai jasa beliau mudah – mudahan amal pengabdian beliau diterima oleh Allah SWT dan kita doakan semoga diampuni dosanya sehingga merasa bahagia disana. untuk itu dengan penuh rasa tawadhu’, dengan segala kerendahan hati, dengan penuh keikhlaasan marilah kita semua pada kesempatan ini membacakan ummul qur’an Al-Fatihah dengan niat amal beliau-beliau diterima dan diampuni dan mudah-mudahan kekal di syurga Allah SWT. Dan kita penerus dari pada amanat mudah-mudahan diberi kekuatan lahir dan batin, istiqomah, istiqomah, istiqomah dalam perjuangan di PPAM ini.
Kami selaku pimpinan tidak menginginkan tidak adanya perubahan antara sebelum 25 th dan setelah 25 th kalau tidak ada perubahan, peningkatan, berarti lembaga pendidikan apapun tidak ada kemajuan.
Sebagaimana janji yang kami sampaikan di depan, yg pertama syukur secara lahiriah perkembangan PPAM pasca 25 th Al-Mawaddah, secara batiniyyah coba kita tengok kebelakang Al-Mawaddah 25 th yang lalu. Pada kesempatan ini ibu ingin menyampaikan harapan – harapan pendiri, pengasuh , pimpinan dan semuanya untuk PPAM ke depan.
Ibu selaku pemegang amanat, pada kesempatan pasca 25 th maka ibu mengikrarkan PPAM kembali ke khittah (asal) berdirinya PPAM. Pasca 25 th PPAM kembali ke filosofi, cita cita kenapa Al-Mawaddah didirikan. Jangan terkontaminasi dengan sistem pendidikan pengajaran yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan dan pengajaran pondok pesantren, apakah itu :
Pesantren Putri Al-Mawaddah adalah Lembaga Pendidikan Khusus putri YANG sistem pendidikan dan pengajaranNYA ADALAH berbasis pondok pesantren, TIDAK BERBASIS sistem pendidikan dan pengajaran YANG LAINNYA. Tolong penerus saya, pegang ! SAYA PEMEGANG AMANAT, maka sekarang juga saya amanatkan penerus saya siapa berikutnya. KEMBALI KE CITA CITA AL-MAWADDAH DIDIRIKAN. INSYAALLAH JANGAN KECIL HATI kamu akan kehilangan santri na’udzubillah. PESANTREN MU TIDAK AKAN TUTUP kalau kita berpegang pada prinsip, kita punya prinsip, kita punya Istiqomah. Saya lahir di Gontor 66 th saya hidup di Gontor. Setelah dewasa, tua saya evaluasi.
Gontor tetap berkembang , tetap jaya meskipun ada pengaruh sana sini , kurikulum ini itu, tapi gontor konsisten terhadap prinsip-prinsipnya justru semakin maju. Itulah Al-Mawaddah harus bisa seperti Gontor. Kita tidak boleh terombang-ambing. Kembali ke khittah 89! dengarkan penerus saya!
Perlu saya jelaskan untuk penerus saya. Plus disitu adalah bukan apa-apa hanya santrinya diberi kesempatan untuk mengikuti ujian negara. Karena pendiri beliau hadir, kalau di Gontor tidak ada ijazah negara, putra bisa lincah. Tapi karena putri mengingat umur, boleh mengikuti ujian negara. Maka sekali lagi kepada penerus saya tolong prinsip ini jangan dirubah kalau Al-Mawaddah ingin tetap eksis. Tidak menutup kemungkinan Al-Mawaddah akan bubar , akan menurun kalau kita meninggalkan prinsip itu, kita bukan madrasah tsanawiyah aliyah yg diasramakan. Bukan! tapi kita sistem pendidikan pondok pesantren yang memberi kesempatan untuk mengikuti ujian negara. Jangan dibalik ! ini adalah riwayat PPAM didirikan, penerus saya jangan dirubah. Maaf selama perjalanan 25 th tidak sedikit agak mengarah terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh dari luar. Pasca 25 th tidak kami izinkan, tidak kami relakan, amanat saya mewakili amanat dari pendiri.
Tolong prinsip itu tetap diperhatikan, saya selaku pengasuh tidak merelakan kalau sistem pondok pesantrennya dikalahkan dengan sistem pendidikan yang lain.
Pengasuh harus putri. Lembaga pendidikan khusus putri, pengasuhnya harus putri. Ini garis dari pendiri.
Maka pada kesempatan yang bersejarah ini saya pun mengamanatkan kepada penerus saya minimal 2 prinsip itu jangan dirubah, jangan terkontaminasi dengan sistem-sistem yg lain. Inilah yang dapat kami sampaikan semoga seterusnya PPAM tetap istiqomah dalam mencetak al-mara’tus sholihah. Aamiin yaa Robb al ‘alamiin.
Wassalamua’laikum warahmatullahi wabarakaatuh
Disampaikan oleh Ibunda Dra. Hj. Siti Aminah Sahal, M.Ag pada acara Apel Tahunan KA, 8 Dzulqo’dah 1436 H/ 29 Agustus 2015 M